a1. Merupakan perpanjangan tangan dan membantu keterbatasan kemampuan pemerintah/ pengamat pengairan, baik dalam segi waktu, tenaga maupun biaya, dalam penyelenggaraan kegiatan operasi jaringan irigasi. a.2. Terselenggaranya pengaturan air secara adil antara pemanfaat di hulu dan pemanfaat air di hilir. a.3. Kegiatanbudidaya pada wadah akuarium, harus melakukan pengurasan air dalam akuarium secara berkala. Sisa-sisa makanan dan kotoran buangan dari ikan menjadi sumber utama kotornya air. Semakin kotor air, ikan akan menjadi mudah terkena penyakit. Oleh karena itu pengurasan mutlak dilakukan sebelum air menjadi kotor. Perawatansaluran air Resirkulasi dalam sistem yumina-bumina berupa air yang bercampur dengan limbah budidaya dan berbagai suspensi terlarut dalam air dapat terakumulasi dan berpotensi menyumbat saluran air. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengontrolan saluran air secara periodik terutama saat mendekati panen ikan. Perawatan pompa air Pemanenendilakukan dengan cara mengurangi air sedikit demi sedikit sambil mengambil ikan menggunakan serok dengan mesh size 0,5 mikron secara hati-hati. Jika semua larva sudah dipanen lalu disiapkan plastik sesuai dengan kebutuhan jumlah larva. Jumlah larva sekitar 50.000 ekor bisa dibagi kedalam 2 kantong ukuran 1,5 meter. Pencegahandapat dilakukan mulai dari persiapan wadah dan media budidaya. Kenali hama dan penyakit ikan agar penanganan ikan lebih tepat dan efektif. Ganti air secara berkala jika budidaya dilakukan di bak. Jika menggunakan obat-obat kimia perhatikan efek sampingnya baik pada ikan, lingkungan dan manusia yang akan mengkonsumsinya. 6. Airmasuk dilakukan secara berkala pada pagi dan sore hari atau menyesuaikan keadaan Tinggi air 20-30 cm Penggantian dan pembersihan kolam pertama dilakukan pada umur ± 8 hari dan dilanjutkan setiap 2-4 hari sekali/menyesuaikan keadaan Pada umur 0-12 hari supaya diberi tutup dengan sesek, terpal atau yang lainnya Pemberian Pakan Penggantianair ini dilakukan sebanyak 20 sampai 30%. Selain itu suplai oksigen dalam air juga harus tetap terjaga dengan memberi aerasi. 5. Proses Pemijahan Induk Black Ghost Berikutnya adalah melakukan pemijahan induk. Pemijahan dapat dilakukan di akuarium pemeliharaan maupun di wadah khusus untuk pemijahan. Airyang telah bercampur dengan nutrisi pada bak penampungan akan dialirkan oleh pompa ke slang yang ditancapkan di samping tanaman hingga sampai ke akar, lalu melalui slang tersebutlah air akan menetes. Tetesan tersebut akan mengalir ke akar sehingga nutrisi akan diterima oleh tanaman. 4. Sistem FHS (Floating Hydroponic System) 0410.2020 Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama terjawab 22. pergantian air secara berkala dilakukan pada wadah budidaya ikan berupa A. kolam B. bak C. keramba D. jaring apung Iklan Jawaban 3.4 /5 22 erwat354 Jawaban: A. kolam maaf kalo salah ya semoga bermanfaat jadikan jawaban ini sebagai jawaban terbaik cuma mau point' doang jawab ngasal penggantianair pada kolam leleada berbagai macamcara orangkita memakai tekhnik harus dihabiskanlalu tunggu ikan lele tanpa air 5-10 ROy5DS. Air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga, karna itu air limbah budidaya ikan lele sistem bioflok dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan perlakuan adalah proses fermentasi secara Aerob A dan proses fermentasi secara Anaerob B. Tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Selanjutnya Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ikan lele sangat baik. Di mana pertumbuhan terus meningkat sekat pengamatan hari ke-10 hingga akhir penelitian. Sedangkan kandungan N, P dan K didalam POC yang dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara POC yang difermentasi dengan cara Aerob dan Anaerob. Kandungan POC yang difermentasi dengan cara Aerob ; N = 1,645, P = 0,326 dan K = 1,143 sedangkan yang difermentasi secara Anaerob; N = 2,189, P = 0,278 dan K = 1,165. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Dedi Pardiansyah dkk. Jurnal Agroqua Pupuk organik cair dari limbah... Vol. 17 N0. 1 Tahun 2019 DOI 76 PUPUK ORGANIK CAIR DARI AIR LIMBAH LELE SISTEM BIOFLOK HASIL FERMENTASI AEROB DAN AN AEROB Liquid Organic Fertilizer From Lele Waste Bioflock System From Aerob and Anaerob Fermentation Dedi Pardiansyah1*, Nasir Ahmad1, Firman1, Suharun Martudi1 1Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Dr. Hazairin, SH Bengkulu Jalan Jend. Soedirman No. 184 Bengkulu *Corresponding Author, Email dedi2301 ABSTRACT The biofloc system catfish wastewater is in the form of accumulation of organic residues from feed residues, catfish manure, feed particles and bacteria and algae, because the biofloc catfish cultivation wastewater can be processed into organic fertilizer especially liquid organic fertilizer. The study used a completely randomized single factor treatment with an aerobic A fermentation process and Anaerobic fermentation process B. Each treatment was repeated 8 times to obtain 16 experimental units. Furthermore, the results of the study data were analyzed by variance at the level of 5 percent. The results showed that the growth rate of catfish was very good. Where growth continues to increase the 10th day observation until the end of the study. While the content of N, P and K in the POC produced did not show a significant difference between POC fermented by Aerob and Anaerob. POC content fermented by Aerob; N = P = and K = while Anaerobic fermentation; N = P = and K = Keywords biofloc, catfish cultivation waste, POC ABSTRAK Air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga, karna itu air limbah budidaya ikan lele sistem bioflok dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan perlakuan adalah proses fermentasi secara Aerob A dan proses fermentasi secara Anaerob B. Tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Selanjutnya Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ikan lele sangat baik. Di mana pertumbuhan terus meningkat sekat pengamatan hari ke-10 hingga akhir penelitian. Sedangkan kandungan N, P dan K didalam POC yang dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara POC yang difermentasi dengan cara Aerob dan Anaerob. Kandungan POC yang difermentasi dengan cara Aerob ; N = 1,645, P = 0,326 dan K = 1,143 sedangkan yang difermentasi secara Anaerob; N = 2,189, P = 0,278 dan K = 1,165. Kata kunci bioflok, Limbah budidaya lele, POC Dedi Pardiansyah dkk. Jurnal Agroqua Pupuk organik cair dari limbah... Vol. 17 N0. 1 Tahun 2019 DOI 77 PENDAHULUAN Budidaya ikan lele sistem bioflok merupakan usaha budidaya ikan lele dengan padat tebar tinggi, penggunaan jumlah pakan yang tinggi, penambahan aerase dan penggantian air secara berkala dalam jumlah besar serta menghasilkan air limbah yang besar pula. Air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga. Air limbah budidaya ikan lele sistem bioflok telah coba dimanfaatkan untuk budidaya cacing sutera Pardiansyah, 2014, sedangkan menurut Firman et all. 2015, air limbah budidaya lele sistem intensif dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair. Produksi lele negara kita diperkirakan pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 900 ribu ton. Produksi tersebut meningkat sangat tinggi yaitu sebesar 450 persen jika dibandingkan produksi lele tahun 2009 KKP, 2010. Peningkatan produksi yang sangat tinggi tersebut tentunya dibarengi pula air limbah yang dihasilkan. Besarnya potensi air limbah budidaya lele sangat besar tersebut sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal bahkan sering dijumpai pembudidaya lele masih membuang begitu saja air limbah tersebut disekitar pemukiman. Budidaya sistem bioflok merupakan sistem budiaya yang memanfaatkan bakteri heterotrof sebagai dekomposer di perairan. Bakteri heterotrof dapat mengubah nitrogen diperairan terutama amonia menjadi biomasa bakteri dan plankton dengan penambahan sumber karbon organik ke dalam media budidaya.Crab et Nitrogen dalam perairan yang dihasilkan oleh limbah budidaya akan mengalami proses secara biologis yang menyerap amonium menjadi biomasa bakteri dengan penambahan sumber karbon organik Pardiansyah, 2014. Pemanfaatan nitrogen yang ada diperairan akan meningkatkan kualitas perairan pada wadah budidaya, selain itu flock yang terbentuk dapat juga dimanfaatkan sebagai pakan tambahan bagi jenis ikan lainnya seperti, ikan nila, tambakan dan ikan-ikan pemanfaat ditritus lainnya. Air hasil budidaya sistem bioflok mengandung banyak bahan organik khususnya kandungan N yang tinggi pardiansyah. 2014. Kandungan N yang terdapat pada air budidaya ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman. Pupuk organik dapat berupa padat maupun cair yang terbuat dari bahan organik yang berasal dari hewan dan atau tanaman maupun dari limbah pertanian yang telah terdekomposisi dengan bantuan decomposer. Pupuk organik berasal dari bahan organik yang di dalamnya kaya akan protein, karbohidrat dan lemak Novizan, 2001. Senyawa organik ini diubah oleh mikroba menjadi senyawa anorganik yang penting sebagai penyedia hara bagi tanaman. Menurut Andriyeni et al., 2014, Air Limbah budidaya lele mengandung hara makro yang dibutuhkan tanaman. Kadar hara yang terkandung di dalam pupuk organik Cair dari air limbah budidaya lele sistem intensif berkisar 0,06-0,62 % C-organik, 0,49-1,32 % Nitrogen, , 06-0,35% Phosfat, 0,22-4,97 % kalium dan pH 5,67-8,00 Firman, 2016. Pupuk organik yang terbentuk secara alami membutuhkan waktu 6 bulan. 78 Hal ini sangat tergantung dari bahan dasar dari pupuk organik tersebut. Dekomposer berfungsi mempercepat proses dekomposisi bahan organik tersebut menjadi bhan anorganik. Di pasaran banyak dijumpai merek dekomposer yang pedagang seperti EM-4, Biosca, Stardec, Starbio dan lain sebagainya. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu pada Bulan Januari sampai September 2018. Alat yang digunakan adalah drum plastik sedang/box plastik, dirigen 20 liter, ember, aerator, selang aerator, batu aerator, centong, corong plastik, kamera, timbangan 200 g, gelas ukur, tangguk ikan, Adapun bahan yang digunakan adalah Ikan Lele, pakan pellet, limbah budidaya Lele, kapur pertanian, molllase dan dekomposer EM-4, alat tulis kantor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan perlakuan adalah proses fermentasi secara Aerob A dan proses fermentasi secara Anaerob B. Tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Selanjutnya Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5 persen. Tahapan Pelaksanaan a. Tahap 1 Budidaya Lele Sistem Bioflok 1. Menyiapkan drum plastik sedang/ atau boks plastik sedang sebanyak 8 buah, lalu di isi air setinggi 30-40 cm. Selanjutnya tiap drum diberi aerator. 2. Penumbuhan flok dengan cara menambahkan mollase ke dalam wadah budidaya/drum sebanyak 5 gram perwadah budidayadrum, kemudian dibiarkan 5-7 hari. 3. Penebaran benih lele ukuran 6-8 dengan padat tebar 250 ekor/m2 4. Pemberian pakan pellet dengan dosis 5 persen dari biomassa ikan. Pemberian dilakukan dengan frekuensi 3 kali sehari, dengan pakan sore/malam hari lebih dibanding siang hari. 5. Penambahan mollase ke wadah budidaya dilakukan dengan memperhatikan jumlah pakan yang diberikan. Perbandingan antara mollase Karbon dan jumlah pakan Nitrogen diusahakan sebesar 20 6. Pengamatan pertumbuhan ikan dilakukan tiap 10 hari sekali. Bersamaan dengan pemberian jumlah pakan disesuaikan dengan berat biomassa ikan. 7. Panen ikan lele dilakukan setelah berat ikan berkisar 125 -150 gram. b. Tahap 2 Pembuatan pupuk organik Cair 1. Menyiapkan dirigen 20 liter sebanyak 16 buah, kemudian diberi label perlakuan A fermentasi secara aerob dan B fermentasi secara anaerob. Tiap perlakuan diulang sebanyak 8 kali. 2. Mengisi dirigen 20 liter dengan air limbah hasil tahap 1 sebanyak 10 -20 liter. Selanjutnya tambahkan dekomposer dan mollase. Perbandingan air limbah dekomposer 50 1 1. Kemudian diaduk merata. Selanjutnya lakukan pemasangan aerator pada perlakuan fermentasi secara aerobA, 79 3. sedangkan pada perlakuan fermentasi secara anaerobB dirigen ditutup rapat. Bila pH larutan terlalu rendah tambahkan kapur pertanian hingga pH larutan mencapai 7-8. 4. Biarkan larutan fermentasi selama 15-20 hari atau sampai pupuk organik cair terbentuk. Ciri pupuk organik telah jadi bila pada permukaan larutan terjadi proses pembentukan buih atau terbentuknya butiran putih pada permukaan larutan. 5. Mengambil sampel pupuk organik cair untuk dianalisis kadar nitrogen, phosfat, kalium, pH dan C organik. Kemudian sampel larutan dibawa ke laboratorium. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melaksanakan budidaya ikan lele selama 60 hari diperoleh hasil Seperti pada Gambar 1. Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ikan lele sangat baik. Di mana pertumbuhan terus meningkat sekat pengamatan hari ke-10 hingga akhir penelitian. Gambar 1. Laju pertumbuhan ikan lele dumbo Air limbah budidaya ikan lele sistem bioflok selajutnya di fermentasi dengan dua cara yakni secara Aerob dn An aerob selama 20 hari. Hasil fermentasi yang telah difermentasi dianalisis kadar nitrogen, kalium, phospat, pH dan C organik seperti pada Tabel 1. 80 Tabel 1. Hasil Analisa Keragaman Kandungan N, P dan K pada POC Keterangan berbeda tidak nyata Berdasarkan hasil analisa keragaman di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara kandungan N, P, dan K terhadap proseses fermentasi secara aerob dan anaerob. Namun untuk untuk lebih jelasnya nilai kandungan N, P dam K dari POC dapat dilihat pada Gambar 2. Kandungan N, P dan K pada POC limbah budidaya lele sistem bioflok yang di fermentasi dengan Aerob maupun An Aerob lebih baik jika dibandingkan denga POC dari bahan lainnya seperti POC dari Limbah serasa dengan inokulan kotoran sapi Hapsari, 2013, POC limbah ikan mujair Lepongbulan 2017, POC urine sapi Khoirul 2013, POD dari sludge instalasi gas bio dengan penambahan tepung tulang ayam dan tepung darah sapi Capah, 2006, POC dari limbah sayur Sarjono, 2013. Tingginya kandunga N, P dan K berasal dari akumulasi bahan organik limbah budidaya iken lele yang di budidayakan dengan sistem bioflok. Ikan lele hanya memanfaatkan 20-30% pakan untuk penambahan biomassanya pardiansyah 2015, ini berarti 79-80% dari pakan yang di manfaatkan ikan terbuang melalui pases dan urin ikan. N,P dan K yang berasal dari fases dan urine ikan lele dimanfaatkan oleh bakteri untuk membentuk biomassa bakteri dalam bentuk gumpaan dengan bantuan carbon dan penambahan oksigen Pardiansyah 2014. Gumpalan bakteri dan mikroorganisme inilah yang kemudian di fermentasi menjadi POC. Dengan kandungan N, P dan K yang cukup tinggi POC limbah budidaya ikan lele sistem biflok ini tentu sangat dianjurkan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman pangan maupun tanaman lainnya. Gambar 2. Hasil Analisa N, P dan K % yang terkandung didalam POC Limbah Budidaya Lele sistem Bioflok 81 KESIMPULAN Budidaya ikan lele dengan sistem bioflok menunjukan pertumbuhan yang sangat baik. Kandungan N, P dan K pada limbah budidaya ikan lele yang difermentasikan menggunakan sistem aerob dan an aerob memiliki hasil yang cukup baik dan dapat langsung diteBarkan pada kolam maupun tanaman. DAFTAR PUSTAKA Andriyeni, Firman dan Nurseha, 2014. Studi Potensi Limbah Budidaya lele sebagai Bahan Utama Pembuatan Pupuk Organik. Laporan penelitian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH. Bengkulu. Capah 2006. Kandungan Nitrogen Dan Fosfor Pupuk Organik Cair Dari Sludge Instalasi Gas Bio Dengan Penambahan Tepung Tulang A Yam DanTepung Darah Sapi. SKRIPSI. Institut Pertanian Bogor. Crab R., Avnimelech, Y., Defoirdt, T., Bossier, P., Verstracte, W. 2007. Nitrogen removal techniques ini aquaculture for sustainable production. Aquaculture, 270 1-14 Firman, Yulfiperius, Andriyeni. 2015. Air Limbah Budidaya lele Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik; Upaya meningkatan Pendapatan Pembudidaya Lele dan Mendukung Go Organik. Laporan penelitian Hibah Bersaing. Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH. Bengkulu. 50 halaman. Firman, 2016. Pupuk Organik Cair POC Air Limbah Budidaya lele ALBL. Fakultas PertanianLeaflet. Khoirul, 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Urin Sapi Dengan Aditif Tetes Tebu Molasses Metode Fermentasi SKRIPSI Universitas Negeri Semarang. Lepongbulan, W, Vanny, Tiwow, Anang Wahid, M. Diah. 2017. Analisis Unsur Hara Pupuk Organik Cair Dari Limbah Ikan Mujair Oreochromis Mosambicus Danau Lindu Dengan Variasi Volume Mikroorganisme Lokal Mol Bonggol Pisang. J. Akad. Kim. 62 92-97. Palu Pardiansyah, D, Eddy Supriyono, Daniel Djokosetianto. 2014. Evaluation of integrated sludge worm and catfish farming with biofloc system. Jurnal Akuakultur Indonesia 13 1, 28-35. Pardiansyah, D. 2015. Meminimalisir Limbah Nitrogen Dalam Budidaya Ikan Lele Clarias Sp. Dengan Budidaya Sistem Bioflok. Jurnal Agroqua Vol. 13 Sarjono, Edu Surya, Netti Herlina. 2013. Pembuatan Pupuk Cair Dan Biogas Dari Campuran Limbah Sayuran. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 3 Yekti, 2013. Kualitas Dan Kuantitas Kandungan Pupuk Organik Limbah Serasah Dengan Inokulum Kotoran Sapi Secara Semi anaerob. Nakah Publikasi Universitas Muhammadiah Jakarta. ... Fermentasi kemudian dilakukan selama 15-20 hari sampai pupuk cair terbentuk, supaya pada permukaan larutan terbentuk buih atau terbentuknya butiran putih. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pardiansyah et al, pada hasil limbah air yang telah di fermentasi didapatkan kadar nitrogen, kalium, dan phosphor seperti pada tebel 1. [4] hasil yang didapat pada penelitian tersebut mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi namun masih menggunakan pengecekan pH secara manual. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mukminin, Amirul, and Agus Sutanto untuk mengetahui pengaruh limbah tambak ikan terhadap pertumbuhan tanaman [5] memaparkan hasil pada limbah air banyak mengandung unsur nitrogen dan phosfor dimana unsur tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman. ...... Hasil analisa kandungan N,P,K pada POC[4].Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh Pardiansyah dari table 1 menunjukan bahwa pupuk cair menggunakan limbah air kolam metode bioflok mengandung unsur nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan unsur phosphor dan kalium, sehingga pada pupuk ini baik digunakan untuk sayuran hijai seperti bayam, kubis,daun selada dan sayuran hijau lainya. Pada fermentasi yang dilakukan secara an aerob bahan-bahan untuk Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pardiansyah et al. ...Hendy SaryantoKurniabudiChindra SaputraBioflok memanfaatkan sistem heterotrofik yang merupakan suatu teknologi untuk memperbaiki kualitas air dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrisi. Proses fermentasi dilakukan selama 15-20 hari sampai pupuk cair terbentuk, Pembuatan pupuk cair organik dengan metode anaerob dengan menggunkana limbah air kolam bioflok dengan ditambahkan molase dan EM4 yang dimasukan kedalam wadah tertutup sehingga udara tidak dapat masuk kedalam wadah selama proses fermentasi. Metode penelitain menggunakan studi literatur dan wawancara dalam pengumpulan data. Sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah limba air kolam dengan mengukur kadar pH selama 15 hari. Hari pertama pengukuran kadar pH didapatkan bersifat asam. Pada hari pertama alat bekerja dengan memasukan air kapur pertanian agar pH menjadi netral sehingga didapatkan pada hari ke dua kadar pH bersifat netral. Pada hari ketiga sampai hari ke lima belas juga terjadi kenaikan dan penurunan kadar pH dengan rata-rata kadar pH Alat pengontrol cerdas kadar pH pada pembuatan pupuk cair dengan memonitoring kadar pH menggunakan web dapat berjalan dengan baik... Beberapa penelitian yang relevan dalam pengolahan limbah kotoran ikan dengan aerob dan anaerob yang memanfaatkan kotoran ikan lele. Hasil dari pengolahan limbah tersebut terjadi peningkatan unsur hara N, P, K yang dapat memberikan nutrisi bagi tanaman Pardiansyah et al., 2019. Selanjutnya penelitian dengan pemanfaatan air limbah kolam ikan yang terintegrasi dengan tanaman hidroponik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi Mukminin et al., 2020. ...Ikan menjadi salah satu komoditas utama khususnya di Sumatera Selatan, sehingga banyak masyarakat yang menjadi pembudidaya ikan. Salah satu diantaranya adalah Kelompok Pembudidaya Ikan “Macan Kumbang” yang berasal dari Palembang. Kelompok ini dibentuk pada tahun 2005 dan sudah memiliki lebih dari 30 keanggotaan pembudidaya ikan. Permasalahan yang terjadi adalah 1 Tidak ada pengelolaan keuangan dan manajemen yang baik dan 2 Tidak adanya pengetahuan terkait pengelolaan kotoran ikan. Padahal kelompok ini banyak memiliki kolam ikan dan berpotensi dijadikan sarana pemupukan dalam pemanfaatan air kolam. Sehingga rencana penyelesaian permasalahan tersebut adalah dengan 1 pendampingan dan pelatihan pengelolaan keuangan dan manajemen usaha dengan menggunakan bantuan teknologi untuk mempermudah proses pelaporan dan 2 Pendampingan dan pelatihan dalam mengolah kotoran ikan. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan “tabung fermentor / pendendap”. Hasil akhir dari kegiatan pendampingan ini terjadi peningkatan kapasitas bagi mitra dari aspek pemahaman pengelolaan keuangan yang terdiri dari aspek biaya, aspek pendapatan dan aspek durasi pembudidayaan sehingga pembudidaya ikan dapat mengetahui kapan pengembalian modal kerja terjadi, serta pembudidaya ikan dapat memanfaatkan limbah kotoran ikan dari air kolam menjadi nutrisi alami bagi tanaman Herawaty SinagaUlina Catarina SimatupangRosmaria GirsangPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan akumulatif logam berat Timbal Pb pada POC yang berbahan baku limbah buangan air tahu dan ikan teri setelah mengalami proses dekomposisi selama dua minggu. Analisa kelayakan logam Timbal Pb dilakukkan di/oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri BARISTAN-MEDAN dengan analisa kelayakan mengacu pada Standart Nasional Indonesia SNI 19-7030-2004. Dari analisa yang dilakukkan ditemukan ada akumulatif logam Timbal Pb pada POC sebesar 0,70 mg/kg. Berdasarkan hasil yang diperoleh, POC hasil dekomposisi air tahu dan ikan teri dinyatakan aman dan tidah beracun logam berat. Standarat maksimum logam berat Timbal Pb yang diperbolehkan pada pupuk organik sebesar 500mg/ JuliartiErvayenri Ervayenri Azwin AzwinAgroforestri Rusunawa Unilak merupakan areal yang dikhususkan pemanfatannya untuk penelitian, wisata bagi masyarakat sekitar dan sebagai lokasi pengembangan buah di dalam kampus. Air limbah ternak lele berpotensial digunakan sebagai pupuk tanaman buah. Selain sifatnya organik, air limbah ternak lele mudah didapat dan murah harganya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis respon pertumbuhan Kelengkeng terhadap air limbah ternak lele. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan di areal Agroforestri Rusunawa Unilak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 1 faktor, yaitu dosis air limbah ternak lele. Dosis air limbah lele terdiri dari 4 taraf, yaitu kontrol, 250ml, 500 ml, dan 750 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis air limbah lele 250 ml, 500 ml dan 750 ml mampu meningkatkan pertambahan tinggi, diameter, dan lebar tajuk Kelengkeng dibandingkan Catarina SimatupangWidya LestariThe aims of this study are to compare the feasibility of levels of Nitrogen, Phospor and Kallium liquid organic fertilizers resulting from anaerobic and aerobic, The results of 30 days of decomposition of organic waste made from raw water tofu and anchovy produce liquid organic fertilizer with levels of Nitrogen 0,30%, Phospor 0,18% and Kalium 0,10%. The Phospor content of liquid organic fertilizer produced from the decomposition of organic waste made from raw water tofu and anchovies has met the SNI 19-7030-2004 eligibility standards set by the ministry of agriculture so it is suitable for use on plants. Nitrogen and Kalium levels of liquid organic fertilizer obtained from the decomposition of organic waste made from water tofu, vegetables and fruit water with organic waste made from raw water tofu and anchovies not meet SNI 19-7030-2004 eligibility standards. Keywords Nitrogen, Phospor, Kalium, Liqiud organic Fertilizers, SNI 19-7030-2004ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication. Penggantian Air Secara Berkala Dilakukan Pada Wadah Budidaya Berupa 2020-04-08 By Rahmi On April 8, 2020 In Blog Wadah budidaya berupa akuarium atau kolam ikan memerlukan perawatan yang baik agar ikan yang dipelihara tetap sehat dan berkembang dengan baik. Salah satu hal yang penting dalam perawatan ini adalah penggantian air secara berkala. Penggantian air yang dilakukan secara rutin dapat membantu menjaga kualitas air dan mencegah terjadinya penumpukan zat-zatContinue Reading Changement d'eau définitionLe but d'un changement d'eau en aquarium est de conserver des paramètres physico-chimiques stables et les meilleures valeurs possibles pour le bien-être des organismes. Les changements d'eau font indispensablement partie de l'entretien régulier de l' changement d'eau d'aquarium en cours Les changements d'eau réguliers sont la meilleure chose que vous pouvez faire pour votre aquarium d'eau douce, mais faites-le en toute simplicité!ExplicationsLes changements d'eau, en eau douce ou eau de mer salée, viennent apporter leur aide biologique à la filtration et son efficacité, en relation avec la population en poissons et autres sources de pollution. Les techniques et méthodes indiquées pour les changements partiels d'eau s'appliquent aussi pour les paludariums aquatiques, les aquaterrariums, et dans une certaine mesure aux petits bassins de jardin. Le cas particulier de l'aquarium boule bocal à poisson est également un voile blanc apparaît à la surface de l'eau après un changement, modifiez votre comportement pour remettre de l'eau dans le bac le voile blanc n'apparaîtra changer de l'eau d'un aquarium ?Changer de l'eau d'un aquarium, ce qu'on appelle le changement partiel, est une étape à répéter régulièrement, avec une fréquence qu'il est possible de connaître à l' des changements partiels d'eau d'un aquarium est de conserver maintenir les paramètres de l'azote ammoniac, nitrites, nitrates, des duretés GH et KH, du phosphore phosphates mais aussi d'autres composés chimiques à des niveaux aussi un moment privilégié pour observer la population piscicole et végétale du bac et contrôler visuellement certains aspects, la température de l'eau par exemple. Le contrôle hebdomadaire des nitrates est impératif pour la bonne pratique de maintenance d'un aquarium et effectuer un changement partiel de l'eau d'un des changements fréquents de l'eauLe changement d'eau "hebdomadaire" est la chose la plus importante que vous pouvez faire pour assurer à vos poissons et autres organismes vivants demeurent en bonne santé, diminuant ainsi le stress de la captivité. Malheureusement, c'est aussi une étape que certains propriétaires d'aquarium ont tendance à la vie de tous les jours est bien occupée, l'entretien des écosystèmes que forment un bac communautaire est souvent mis en veilleuse, en attente, pour être abordé plus tard, reporté ou complètement oublié. Le poisson peut mourir en raison de mauvaises conditions de vaut la peine de s'y contraindre et c'est l'un des meilleurs moyens de conserver en vie les habitants d'un bac à au moins leur durée de vie présumée, voire souvent plus longtemps lorsque le milieu de vie est "parfait".Vous trouverez ici un moyen rapide, facile et indolore pour garder l'eau de votre aquarium claire et saine sans passer une heure ou plus de nettoyage chaque semaine, et sans renverser de l'eau sur votre qu'aucun aquarium ne nécessite aucun entretien, mais avec les bons outils et la planification, beaucoup de tracas peuvent être une bonne idée d'effectuer un nettoyage en profondeur de votre bac environ une fois par mois, ou au moins tous les deux mois. Cela peut consister à enlever toutes les décorations si vous n'avez pas de plantes vivantes et les nettoyer, traiter les problèmes d'algues, nettoyer le filtre. Mais ces nettoyages sont très stressants pour les occupants du changement d'eau hebdomadaire n'a pas besoin d'impliquer tout cela, et peut être relativement sans stress pour vous et les êtres vivants captifs. Garder le rythme de votre programme d'entretien des aquariums ne devrait pas être craint !Combien de litres d'eau changer ?Le volume du changement partiel est établi par mesure de l'augmentation des nitrates surtout. Les nitrates constituent un bioindicateur de la santé de l'eau d'aquarium le test NO3 s'il ne doit y en avoir qu'un seul à la maison est absolument obligatoire pour l'élevage de poissons, crevettes, escargots mais aussi les plantes d'aquarium. Chacun de ces organismes tolère une certaine dose de nitrates NO3-, mais point trop n'en faut ! Changez environ 10–15 % de l'eau régulièrement, chaque semaine habituellement. Si votre aquarium est fortement peuplé en poissons et que le volume en rapport avec le pourcentage ne suffit, augmentez la fréquence des changements plutôt que le volume changé. Dans tous les cas, évitez de dépasser 20 % pour un seul changement. Comptez 10 % du volume brut d'un aquarium d'eau douce; par exemple 6 litres pour un nano-aquarium de 60 litres bruts; sinon, comptez 10 % du volume net. Le volume net est calculé en retirant 20 % du volume brut; le Volume Net égal à Volume Brut × 0,8, soit 48 litres avec un 60 litres. Dans ce cas, faîtes un changement de 12,5 % 25 % de plus que pour le volume brut, soit aussi 6 litres meilleure façon de déterminer la fréquence et la périodicité d'un changement d'eau d'aquarium consiste à mesurer les nitrates NO3 avec un test NO3. D'une part, connaître cette valeur est importante globalement, d'autre part, c'est cette valeur notamment qu'on cherche à contrôler avec les changements d'eau elle est donc indispensable. La fréquence variera quelque peu, en fonction de nombreux facteurs. Les aquariums plus petits et fortement peuplés voire en surpopulation nécessiteront des changements d'eau plus fréquents que les aquariums plus grands et peu les NO3 sont bas moins de 5 mg/l et n'augmentent pas cas idéal inutile de changer de l'eau du bac, et effectivement, elle va rester cristalline en dehors de tout composé qui jaunit -racine, tourbe, Catappa, sol nutritif au début, ou verdit l'eau dans cette beaucoup moins idéal l'eau du robinet sans utiliser d'eau osmosée est très chargée en nitrates; il faut donc aussi mesurer les nitrates NO3 de l'eau du robinet après l'avoir laissée reposer 3–4 heures dans un récipient pour que la température soit celle de la pièce les tests sont sensibles à la température, il faut plus de 18 ° matériel pour changer de l'eau ?Pour effectuer proprement un changement d'eau partiel dans un aquarium, il faut se munir de matériel propre et spécifique à cette opération le premier matériel est un récipient de stockage de l'eau retirée du bac, typiquement un seau de 10 litres par exemple. Ce récipient permet d'enlever l'eau de l' vous n'utilisez pas d'eau osmosée, un second récipient devient nécessaire pour stocker l'eau à introduire dans le système de siphon pour retirer l'eau du bac siphon avec une poire d'amorçage ou simple tuyau avec la bouche servant d'aspiration de départ.Un conditionneur d'eau en cas d'emploi d'eau du combiné-chauffant pour les cas urgents afin de réchauffer l'eau de changement rapidement il est possible d'employer le chauffage de l'aquarium avec quelques précautions être sûr qu'il est éteint -débranché- depuis plus de 5 minutes.Une bonne serpillière pour protéger le sol des projections d'eau, gouttes, etc. Cela améliorera votre CAF coefficient d'acceptation féminin ou CAM coefficient d'acceptation masculin avec votre conjoint ou vos parents pour les plus jeunes. Un chiffon en coton pas de microfibres !, une éponge, voire une serviette éponge, peuvent compléter la panoplie de matériels pour effacer toutes les traces d' un changement d'eau partiel demande une petite préparation préalable cela ne se fait pas sur un coup de tête sauf urgence vitale pour les habitants du bac dans le principe du "tout pour le tout". Attention aux micros-poissons ! Comme l'eau est aspirée assez puissamment, il faut être prudent de ne pas aspirer les petits poissons, dont les alevins, ou les petites crevettes d'aquarium. Si vous des alevins ou des crevettes aquarium qui se reproduisent, placez une épuisette en sortie du tube d'aspiration elle permet de récupérer avec de moindres dommages les "aspirés" par premier changement d'eauLe premier changement d'eau est toujours stressant mais il ne diffère en rien de tous ceux qui interviendront ensuite. Dans tous les cas, il doit être fait après le cyclage aquarium, c'est-à-dire que le premier cycle de l'azote est établi, un peu après le pic de du gros changement d'eauParfois, il est utile de réaliser un gros changement d'eau plus de 30 % d'un seul coup, généralement parce que les paramètres de l'eau de l'aquarium sont très mauvais, ou parfois après un traitement contre une l'emploi d'une eau exempte de nitrates devient primordiale, grâce à un osmoseur par exemple, la technique reste identique mais avec un contrôle supplémentaire la température de l'eau réintroduite dans le bac doit être strictement la même température de l'eau que celle enlevée. Il ne doit pas y avoir de choc thermique qui amènerait la maladie des points de l'aquarium bouleMême si la boule aquarium gros bocal n'est vraiment pas idéale pour la maintenance de n'importe quel poisson, notablement pour le pauvre poisson rouge en bocal, force est de constater que cette mauvaise pratique de l'aquariophilie persiste. Autant savoir comment faire au mieux avec les boules aquariums pour limiter les héca vous ne disposez pas d'un test colorimétrique pour tester la valeur des nitrates NO3, il faut changer un peu assez souvent. Le bocal aquarium ne dispose généralement pas de système de filtration toutes les impuretés et polluants restent dans le bocal sans espoir d'être réduits par un nombre suffisants de bactéries dénitrifiantes. Mieux vaut changer 2 fois par semaine de petites quantités d'eau sale qu'une seule fois par un volume plus important. Cela prend seulement quelques minutes, c'est rapide et simple; ne vous privez pas de ces est évident que les moyens à mettre en oeuvre doivent être simples une bouteille d'eau de 1,5 litres vide suffit pour stocker l'eau potable du robinet quelques heures. Il est déconseillé de bouger la boule manuellement, même si cela semble facile Enlevez l'eau avec une louche, un verre ou tout autre petit conteneur dont les dimensions permettent de récupérer l'eau le changement partiel au moins la veille remplissez la bouteille vide ou plusieurs si le volume de la boule est supérieur à 8 litres en laissant 3–4 cm d'air au-dessus de la surface de l'eau ne la remplissez pas totalement.Laissez cette bouteille près de l'aquarium au moins une nuit complète mais 24 heures, c'est mieux.Ne fermez surtout pas la bouteille, il doit pouvoir y avoir des échanges gazeux avec l'air atmosphérique si possible sans fumées, sain.Une fois l'eau déchlorée par son stockage de 18–24 heures, effectuez le changement. L'eau dans la bouteille sera à la même température de la pièce que celle de l'aquarium et ne contiendra plus beaucoup de chlore très, mais vraiment très, nocif pour la faune et la flore sécurités avec l'électricitéPar principe de précaution, il faut couper l'électricité de tout appareil en relation avec l'eau de l'aquarium ! C'est une sécurité élémentaire pour prévenir tout accident dangereux. En résumé, débranchez toutes les prises de l'aquarium, y compris l'éclairage aquarium !!! Le combiné-chauffant peut se retrouver hors d'eau et se fendre avec les chauffages en verre ou dysfonctionner chauffages électroniques et créer un du renouvellement de l'eau, il y a presque obligatoirement des éclaboussures et des projections d'eau celles-ci peuvent atteindre une prise électrique, un embout de tube fluo, etc., et aboutir à un de l'eau d'aquarium d'eau douceL'eau retirée de l'aquarium est composée de divers ingrédients non toxiques pour les plantes vertes, notamment des nitrates favorables à la croissance des plantes terrestres. L'eau du bac peut servir pour l'arrosage des plantes d'intérieur en toutes saisons ou d'extérieur au printemps, en été et en automne mais pas durant l'hiver, évitant ainsi le gaspillage d'une eau réemploi évite l'achat d'engrais pour plantes vertes, et constituent ainsi une économie tant financière qu'écologique.Plantae" aria-hidden="true"> Attention l'eau doit toutefois être saine et ne pas contenir de produits résidus d'un traitement sale peut être jetée sur une pelouse le soir en été pour éviter une sécheresse par exemple, mais aux beaux jours, utilisez-la pour arroser vos légumes dans votre sûr, jeter l'ancienne eau dans l'évier ou les toilettes ne pose aucun problème, mais le réemploi est également un effort pour la conservation des ressources naturelles, un geste écologique accessible à tout aquariophile soucieux de l'écologie. Lexique A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Traduction et synonymesLocution nominale changement d'eau anglais changing water2 synonymes de changement d'eau remplacement d'eaurenouvellement d'eau0 le même sujetChangements de morphologie des poissons amazoniensSuivi des modifications de forme des poissons amazoniens après le barrage d'une grande des herbiers marins peut-elle aider à stopper le changement climatique?Le changement climatique peut-il être inflluencé par la culture de phanérogames marins ?Le changement de sexe chez Oryzias latipes, le MedakaLes tenants et aboutissants du changement de sexe chez le poisson in vivo des changements dans le métabolisme des plantesLes mécanismes clés de la régulation du métabolisme énergétique des plantes.