Bab: Tangan Diatas Lebih Baik Daripada Tangan Dibawah Hadist pertama حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
Tanganyang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah [HR Bukhari (no. 1427) dan Muslim no.1053 (124)]. Yaitu orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima, karena pemberi berada di atas penerima, maka tangan dialah yang lebih tinggi sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .
Sabdabeliau: "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Tangan di atas adalah tangan pemberi sementara tangan yang di bawah adalah tangan peminta-minta." ( 3) "Nafi', maula Ibnu 'Umar ", Al Madaniy, Abu 'Abdullah Tabi'in kalangan biasa ↺ Wafat tahun 117 Hijriah (± 735 Masehi) ☖ Hidup di Madinah ⚑ Wafat di Madinah.
Tanganyang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah Yaitu orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima, karena pemberi berada di atas penerima, maka tangan dialah yang lebih tinggi sebagaimana yang disabdakan oleh Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam . Al-Yadus Suflâ (tangan yang dibawah) memiliki beberapa pengertian:
Bukhari(no. 1427) dan Muslim (no. 1034). 1. Penjelasan mengenai beberapa macam tangan. Yang terbaik adalah tangan yang memberi dan berinfaq di jalan Allah. Kemudian tangan yang memberi dengan tidak menyebut-nyebut pemberian dan tidak pula menyakiti orang yang diberi. Kemudian tangan yang menahan diri untuk tidak menerima.
Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah." Yang dimaksud "diatas" di sini ya itu lebih utama, lebih tinggi dan lebih mulia. Karena dia yang memberi/bersedekah dan yang berderma. Penulis kitab ini Rahimahullah menyebutkan bahwa tangan diatas adalah yang memberi. Adapun tangan yang dibawah adalah yang meminta.
Batam(Kemenag)-----Dalam apel pagi ini di hari ke 3 masuk kerja pasca lebaran idul Fitri 1442 H, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Batam H. Muhammad Dirham menyampaikan tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Jangan pernah menghardik para peminta dan orang miskin. Karena doa doa mereka mustajab. Hal ini disampaikan Dirham pada saat menjadi pembina apel pagi dihalaman
Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah dan tangan diatas adalah yang memberi sedangkan tangan dibawah adalah yang mengambil." (HR. Bukhari dan Muslim)️ Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah menjelaskan yang dimaksud dengan tangan diatas dan dibawah. Maka kita tidak butuh lagi penjelasan selain dari penjelasan Nabi
Pengajaran 1. Bersedekah lebih baik daripada meminta-minta. 2. Menghulurkan sedekah dan sumbangan hendaklah dimulakan terlebih dahulu kepada ahli keluarga yang menjadi tanggungan kita. 3. Sedekah yang paling baik adalah lebihan daripada keperluan asas seseorang. 4. Berusaha mencari rezeki dan elakkan diri dari meminta-minta. 5.
xQSxSmr. Membuat dan menambahkan tanda tangan ke pesan Outlook untuk Microsoft 365 Outlook 2022 Outlook 2022 Outlook 2016 Outlook 2013 Outlook 2010 Outlook 2007 Lainnya…Lebih sedikit Dalam Outlook, Anda bisa membuat satu atau beberapa tanda tangan yang dipersonalisasi untuk pesan email Anda. Tanda tangan Anda bisa menyertakan teks, gambar, kartu nama elektronik, logo, atau bahkan gambar tanda tangan tulisan tangan Anda. Anda bisa Outlook agar tanda tangan secara otomatis ditambahkan ke semua pesan keluar atau membuat tanda tangan dan menambahkannya ke pesan secara kasus demi kasus. Membuat tanda tangan dan memilih kapan Outlook menambahkan tanda tangan ke pesan Anda PentingJika memiliki akun Microsoft Microsoft 365 , dan menggunakan Outlook dan Outlook di web atau Outlook di web untuk bisnis, Anda perlu membuat tanda tangan di kedua produk tersebut. Untuk membuat dan menggunakan tanda tangan email Outlook di web, lihat Membuat dan menambahkan tanda tangan email di Outlook di web. Jika ingin melihat caranya, silakan tonton video di bawah ini. Buka pesan email baru. Pada menu Pesan, pilih Tanda tangan > Tanda Tangan. Bergantung pada ukuran jendela Outlook Anda dan apakah Anda sedang membuat pesan email baru atau membalas atau meneruskan, menu Pesan dan tombol Tanda Tangan mungkin berada di dua lokasi yang berbeda. Di bawah Pilih tanda tangan untuk diedit ,pilih Baru , dan dalam kotak dialog Tanda Tangan Baru, ketik nama untuk tanda tangan tersebut. Di bawah Edit tandatangan , buat tanda tangan Anda. Anda bisa mengubah font, warna font, dan ukuran, serta perataan teks. Jika Anda ingin membuat tanda tangan yang lebih kokoh dengan poin, tabel, atau batas, gunakan Word untuk memformat teks Anda, lalu salin dan tempelkan tanda tangan ke dalam kotak Edit tanda tangan. Anda juga dapat menggunakan salah satu templat kami yang telah didesain sebelumnya untuk tanda tangan. Unduh templat di Word, kustomisasi templat dengan informasi pribadi Anda, lalu salin dan tempelkan ke dalam kotak Edit tanda tangan. Catatan Anda dapat menambahkan tautan dan gambar ke tanda tangan email, mengubah font dan warna, serta membenarkan teks menggunakan bilah pemformatan mini di bawah Edit tanda tangan. Anda juga bisa menambahkan ikon dan link media sosial dalam tanda tangan Anda atau mengkustomisasi salah satu temlates kami yang telah didesain sebelumnya. Untuk informasi selengkapnya, lihat Membuat tanda tangan dari templat. Untuk menambahkan gambar ke tanda tangan, lihat Menambahkan logo atau gambar ke tanda tangan Anda. Di bawah Pilih tanda tangan default, atur opsi berikut ini untuk tanda tangan Anda Dalam kotak menurun Akun email, pilih akun email untuk dikaitkan dengan tanda tangan. Anda dapat memiliki tanda tangan berbeda untuk setiap akun email. Jika Anda ingin tanda tangan Anda ditambahkan ke semua pesan baru secara default, dalam kotak turun bawah Pesan baru, pilih salah satu tanda tangan Anda. Jika Anda tidak ingin menambahkan tanda tangan ke pesan baru secara otomatis, pilih tidak ada. Ini tidak menambahkan tanda tangan ke setiap pesan yang Anda balas atau teruskan. Agar tanda tangan ditampilkan dalam pesan yang dibalas dan diteruskan, dalam menu menurun Balasan/terusan, pilih salah satu tanda tangan Anda. Jika tidak, terima opsi default tidak ada. Pilih OK untuk menyimpan tanda tangan baru dan kembali ke pesan Anda. Outlook tidak menambahkan tanda tangan baru ke pesan yang dibuka dalam Langkah 1, bahkan jika memilih untuk menerapkan tanda tangan ke semua pesan baru. Anda harus menambahkan tanda tangan secara manual ke pesan satu ini. Semua pesan berikutnya akan ditambahkan tanda tangan secara otomatis. Untuk menambahkan tanda tangan secara manual, pilih Tanda Tangan dari menu Pesan lalu pilih tanda tangan yang baru dibuat. Menambahkan logo atau gambar ke tanda tangan Anda Jika Anda memiliki logo perusahaan atau gambar untuk ditambahkan ke tanda tangan, gunakan langkah-langkah berikut ini. Buka pesan baru lalu pilih Tanda tangan > Tanda Tangan. Dalam kotak Pilih tanda tangan untuk diedit, pilih tanda tangan yang ingin Anda tambahkan logo atau gambarnya. Pilih ikon Gambar , temukan file gambar Anda, dan pilih Sisipkan. Untuk mengubah ukuran gambar, klik kanan gambar, lalu pilih Gambar. Pilih tab Ukuran dan gunakan opsi untuk mengubah ukuran gambar Anda. Untuk mempertahankan proporsi gambar, pastikan untuk tetap mencentang kotak Kunci rasio aspek. Bila sudah selesai, pilih OK, lalu pilih lagi OK untuk menyimpan perubahan pada tanda tangan Anda. Menyisipkan tanda tangan secara manual Jika Anda tidak memilih menyisipkan tanda tangan untuk semua pesan atau balasan dan pesan diteruskan baru, tanda tangan masih dapat disisipkan secara manual. Dalam pesan email Anda, pada tab Pesan, pilih Tanda Tangan. Pilih tanda tangan Anda dari menu fly-out yang muncul. Jika Anda memiliki lebih dari satu tanda tangan, Anda bisa memilih salah satu tanda tangan yang dibuat. Lihat cara melakukannya Atas halaman Membuat tanda tangan Buka pesan baru. Di tab Pesan, dalam grup Sertakan, klik Tanda Tangan, lalu klik Tanda Tangan. Pada tab Tanda Tangan Email, klik Baru. Ketik nama untuk tanda tangan, lalu klik OK. Di kotak Edit tanda tangan, ketik teks yang ingin Anda sertakan di tanda tangan. Untuk memformat teks, pilih teks, lalu gunakan tombol gaya dan pemformatan untuk memilih opsi yang Anda inginkan. Untuk menambahkan elemen di samping teks, klik di tempat yang Anda inginkan untuk memunculkan elemen tersebut, lalu lakukan salah satu hal berikut Opsi Cara Untuk menambahkan kartu nama elektronik Klik Kartu Nama, lalu klik suatu kontak dalam daftar Diarsipkan Sebagai. Klik OK Untuk menambahkan hyperlink Klik Sisipkan Hyperlink,ketikkan informasi atau telusuri hyperlink, klik untuk memilihnya, lalu klik OK Untuk menambahkan gambar Klik Gambar, telusuri gambar, klik untuk memilihnya, lalu klik OK. Format file umum untuk gambar mencakup .bmp, .gif, .jpg, dan .png. Untuk menyelesaikan pembuatan tanda tangan, klik OK. Catatan Tanda tangan yang baru Anda buat atau ubah tidak akan muncul dalam pesan yang terbuka; tanda tangan harus disisipkan ke dalam pesan. Menambahkan tanda tangan ke pesan Tanda tangan dapat ditambahkan secara otomatis ke semua pesan keluar, atau Anda dapat memilih pesan tertentu yang disertai dengan tanda tangan. Catatan Setiap pesan hanya dapat berisi satu tanda tangan. Menyisipkan tanda tangan secara otomatis Pada tab Pesan, dalam grup Sertakan, klik Tanda tangan, lalu klik Tanda tangan. Di bawah Pilih tanda tangan default, dalam daftar Akun email, klik akun email yang ingin Anda kaitkan dengan tanda tangan. Di daftar Pesan baru, pilih tanda tangan yang ingin Anda sertakan. Jika Anda menginginkan tanda tangan disertakan saat Anda membalas atau meneruskan pesan, di daftar Balas/teruskan, pilih tanda tangan. Jika tidak, klik tidak ada. Menyisipkan tanda tangan secara manual Di pesan baru, di tab Pesan, di grup Sertakan, klik Tanda tangan, lalu klik tanda tangan yang Anda inginkan. Tips Untuk menghapus tanda tangan dari pesan yang terbuka, pilih tanda tangan dalam isi pesan, lalu tekan DELETE. Lihat juga Mengustomisasi pesan email Anda Umpan balik untuk membuat tanda Outlook tangan Memiliki umpan balik tentang membuat atau menggunakan tanda Outlook tangan? Kami ingin mengetahuinya. Terutama, jika Anda kesulitan menemukan menu Tanda Tangan, kami ingin mengetahui tempat yang Anda harapkan untuk menemukan opsi untuk membuat tanda tangan. Tim Outlook pemrograman dan tim Outlook akan mendengarkan umpan balik Anda. Klik Ya atau Tidak di bagian bawah layar di samping Apakah informasi ini membantu? lalu tinggalkan komentar dan saran untuk menyempurnakan Outlook tanda tangan Anda. Beri tahu kami versi tanda Outlook yang saat ini Anda gunakan serta mengapa Anda mencari bantuan untuk membuat tanda tangan. Kami akan memperbarui dokumentasi ini secara teratur untuk menjawab sebanyak mungkin umpan balik Anda. Perlu bantuan lainnya?
0% found this document useful 0 votes937 views11 pagesDescriptionUngkapan tangan di atas dalam islamCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes937 views11 pagesMemahami Makna Ungkapan Tangan Di Atas Lebih Baik Dari Tangan Di BawahJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Khutbah Pertama إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ … فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ Ibadallah, Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala. Karena dengan takwalah seseorang akan memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Kaum muslimin, Sesungguhnya agama Islam adalah agama yang mulia dan mengajarkan kemuliaan. Di antara bentuk kemuliaan yang diajarkan Islam adalah tentang memberi. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ Dari Hakim bin Hizam Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya.” Muttafaq alaih Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah Yaitu orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima, karena pemberi berada di atas penerima, maka tangan dialah yang lebih tinggi sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Al-Yadus Sufla tangan yang dibawah memiliki beberapa pengertian Makna Pertama, artinya orang yang menerima, jadi maksudnya adalah orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima. Namun ini bukan berarti bahwa orang yang diberi tidak boleh menerima pemberian orang lain. Bila seseorang memberikan hadiah kepadanya, maka dia boleh menerimanya, seperti yang terjadi pada Shahabat yang mulia Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu ketika beliau Radhiyallahu anhu menolak pemberian dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya خُذْهُ، وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ، فَخُذْهُ، وَمَا لَا، فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ Ambillah pemberian ini! Harta yang datang kepadamu, sementara engkau tidak mengharapkan kedatangannya dan tidak juga memintanya, maka ambillah. Dan apa-apa yang tidak diberikan kepadamu, maka jangan memperturutkan hawa nafsumu untuk memperolehnya.”[Muttafaq alaih] Demikian juga jika ada yang memberikan sedekah dan infak kepada orang miskin dan orang itu berhak menerima, maka boleh ia menerimanya. Makna kedua, yaitu orang yang minta-minta, sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، اَلْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan di atas yaitu orang yang memberi infak dan tangan di bawah yaitu orang yang minta-minta.[Muttafaq alaih] Makna yang kedua ini terlarang dalam syari’at bila seseorang tidak sangat membutuhkan, karena meminta-minta dalam syari’at Islam tidak boleh, kecuali sangat terpaksa. Ada beberapa hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang melarang untuk meminta-minta, di antaranya sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّىٰ يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِيْ وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya.[Muttafaq alaih] Hadits ini merupakan ancaman keras yang menunjukkan bahwa meminta-minta kepada manusia tanpa ada kebutuhan itu hukumnya haram. Oleh karena itu, para Ulama mengatakan bahwa tidak halal bagi seseorang meminta sesuatu kepada manusia kecuali ketika darurat. Ancaman dalam hadits di atas diperuntukkan bagi orang yang meminta-minta kepada orang lain untuk memperkaya diri, bukan karena kebutuhan. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ سَأَلَ مِنْ غَيْرِ فَقْرٍ فَكَأَنَّمَا يَأْكُلُ الْجَمْرَ Barangsiapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api.’” [HR. Ahmad] Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا، فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا، فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ Barangsiapa meminta harta kepada orang lain untuk memperkaya diri, maka sungguh, ia hanyalah meminta bara api, maka silakan ia meminta sedikit atau banyak. [HR. Muslim] Adapun meminta-minta karena adanya kebutuhan yang sangat mendesak, maka boleh karena terpaksa. Allah Azza wa Jalla berfirman وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya.” [Adh-Dhuha/9310] Dan juga seperti dalam hadits Qabishah yang panjang, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 1044 dan lainnya. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu Yaitu saat ingin memberikan sesuatu, hendaknya manusia memulai dan memprioritaskan orang yang menjadi tanggungannya, yakni yang wajib ia nafkahi. Menafkahi keluarga lebih utama daripada bersedekah kepada orang miskin, karena menafkahi keluarga merupakan sedekah, menguatkan hubungan kekeluargaan, dan menjaga kesucian diri, maka itulah yang lebih utama. Mulailah dari dirimu! Lalu orang yang menjadi tanggunganmu. Berinfak untuk dirimu lebih utama daripada berinfak untuk selainnya, sebagaimana dalam hadits, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda اِبْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ Mulailah dari dirimu, bersedekahlah untuknya, jika ada sisa, maka untuk keluargamu [HR. Muslim] Dalam hadits di awal rubrik ini, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyuruh umatnya untuk memulai pemberian nafkah dari keluarga. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda دِيْنَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَدِيْنَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِيْ رَقَبَةٍ، وَدِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِيْنٍ، وَدِيْنَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ، أَعَظَمُهَا أَجْرًا الَّذِيْ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ. Satu dinar yang engkau infaqkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau infakkan untuk memerdekakan seorang hamba budak, satu dinar yang engkau infakkan untuk orang miskin, dan satu dinar yang engkau infakkan untuk keluargamu, maka yang lebih besar ganjarannya ialah satu dinar yang engkau infakkan untuk keluargamu. [HR. Muslim]. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya Artinya sedekah terbaik yang diberikan kepada sanak keluarga, fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan adalah sedekah yang berasal dari kelebihan harta setelah keperluan terpenuhi. Artinya, setelah dia memenuhi keperluan keluarganya secara wajar, baru kemudian kelebihannya disedekahkan kepada fakir miskin. Hadits yang serupa dengan pembahasan ini yaitu hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَا يَكُنْ عِنْدِيْ مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ،وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ Apa saja kebaikan yang aku punya, aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya dari kejelekan, maka Allah akan menjaganya. Barangsiapa merasa cukup dengan karunia Allah maka Allah akan mencukupinya. Barangsiapa melatih diri untuk bersabar, maka Allah akan menjadikannya sabar. Dan tidaklah seseorang diberi sebuah pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada anugerah kesabaran.[Muttafaqun alaih] Hadits ini mengandung empat kalimat yang bermanfaat dan menyeluruh yaitu Kalimat Pertama وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya dari kejelekan, maka Allah akan menjaganya Kalimat Kedua ومَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ Barangsiapa merasa cukup dengan karunia Allah maka Allah akan mencukupinya Kedua kalimat di atas saling berkaitan, karena kesempurnaan penghambaan diri seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla terletak dalam keikhlasannya kepada Allah, takut, harap, dan bergantung kepada-Nya, tidak kepada makhluk. Oleh karena itu, wajib baginya untuk berusaha merealisasikan kesempurnaan tersebut, mengerjakan semua sebab dan perantara yang bisa mengantarkannya kepada kesempurnaan tersebut. Sehingga dia menjadi hamba Allah yang sejati, bebas dari perbudakan seluruh makhluk. Dan itu didapat dengan mencurahkan jiwanya pada dua perkara; Meninggalkan ketergantungan pada seluruh makhluk dengan menjauhkan diri dari apa-apa yang ada pada mereka. Tidak meminta kepada mereka dengan perkataan maupun keadaannya. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Umar Radhiyallahu anhu خُذْهُ، وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ، فَخُذْهُ، وَمَا لَا، فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ. Ambillah pemberian ini. Harta yang datang kepadamu, sedang engkau tidak mengharapkan kedatangannya dan tidak juga memintanya, maka ambillah! Dan apa-apa yang tidak diberikan kepadamu, maka jangan memperturutkan hawa nafsumu untuk memperolehnya[9] Maka menghilangkan ketamakan dari dalam hati serta menjauhkan lisan dari meminta-minta demi menjaga diri dan menjauhkan diri dari pemberian makhluk serta menjauhkan diri ketergantungan hati terhadap mereka, merupakan faktor yang kuat untuk memperoleh iffah kesucian diri dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal atau tidak baik. Merasa cukup dengan Allah Azza wa Jalla, percaya dengan kecukupan-Nya, karena barangsiapa bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla, maka Allah Azza wa Jalla akan mencukupinya. Inilah yang dimaksudkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya…” [Ath-Thalaq/653] Potongan kalimat yang pertama yaitu sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang artinya, “Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya,” merupakan wasilah cara untuk sampai kepada hal ini. Yaitu barangsiapa menjaga kehormatan dirinya dari apa-apa yang ada pada manusia dan apa-apa yang didapat dari mereka, maka itu mendorong dirinya untuk semakin bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla, berharap, semakin menguatkan keinginannya dalam meraih kebaikan dari Allah Azza wa Jalla, dan berbaik sangka kepada Allah serta percaya kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla bersama hamba-Nya yang berprasangka baik kepada-Nya; jika hamba tersebut berprasangka baik, maka itu yang dia dapat. Dan jika ia berprasangka buruk, maka itu yang dia dapat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ Aku bersama prasangka hamba-Ku terhadap-Ku [Muttafaqun alaih] Masing-masing dari dua hal tersebut saling membangun dan saling menguatkan. Semakin kuat ketergantungannya kepada Allah Azza wa Jalla, maka akan semakin lemah ketergantungannya kepada seluruh makhluk. Begitu juga sebaliknya, semakin kuat ketergantungan manusia kepada makhluk, maka semakin lemah ketergantungannya kepada Allah Azza wa Jalla. Di antara do’a Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yaitu اللهم إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَى Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu petunjuk, ketakwaan, kesucian dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal dan tidak baik, dan aku memohon kepada-Mu kecukupan dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal/tidak baik, dan aku memohon kepada-Mu kecukupan. [HR. Muslim] Doa yang singkat ini telah mencakup seluruh kebaikan, yaitu Petunjuk yaitu memohon hidayah ilmu yang bermanfaat. Ketakwaan Takwa kepada Allah yaitu dengan mengerjakan amal-amal shalih dan meninggalkan segala hal yang haram. Inilah kebaikan agama. Yang menyempurnakan itu semua adalah keshalihan hati dan ketenangannya yang dapat diraih dengan menjauhkan diri dari makhluk dan merasa cukup dengan Allah Azza wa Jalla. Barangsiapa merasa cukup dengan Allah Azza wa Jalla, maka dia adalah orang kaya yang sesungguhnya, walaupun penghasilannya sedikit. Karena kekayaan bukanlah dengan banyaknya harta, tetapi kekayaan yaitu kekayaan hati. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ Hakikat kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda, namun kaya yang sebenarnya adalah kaya hati merasa ridha dan cukup dengan rezeki yang dikaruniakan [HR. Ahmad] Dengan iffah kesucian diri dan merasa berkecukupan maka akan terwujud kehidupan yang baik bagi seorang hamba, nikmat dunia, dan qana’ah merasa puas atas apa yang Allah berikan padanya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberikan rezeki yang cukup, dan dia merasa puas dengan apa yang Allah berikan kepadanya [HR. Muslim] Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda طُوْبَى لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الْإِسْلَامِ، وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا، وَقَنِعَ Berbahagialah orang yang mendapat petunjuk untuk memeluk Islam, dan diberi rezeki yang cukup serta merasa puas qana’ah [HR. Ahmad] Orang yang merasa cukup dan qana’ah merasa puas dengan apa yang Allah karuniakan –meskipun dia hanya mempunyai bekal dan makanan hari itu saja– maka seolah-olah ia memiliki dunia dan seisinya. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيآتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا مَزِيْدًا. Ibadallah, Kalimat ketiga وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ Barang siapa yang melatih diri untuk bersabar, maka Allah akan menjadikan dia sabar Kemudian disebutkan dalam kalimat keempat bahwa jika Allah Azza wa Jalla memberikan kesabaran kepada seorang hamba, maka pemberian itu merupakan anugerah yang paling utama dan pertolongan yang paling luas serta paling agung. Allah Azza wa Jalla berfirman وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ Dan mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat…” [Al-Baqarah/245], yaitu dalam setiap perkara kalian. Allah Azza wa Jalla juga berfirman وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ Dan bersabarlah Muhammad dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap kekafiran mereka dan jangan pula bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.” [An-Nahl/16127] Sabar, seperti halnya akhlak-akhlak terpuji lainnya, membutuhkan kesungguhan jiwa dan latihan. Karena itulah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melatih diri untuk bersabar,” yaitu orang yang mencurahkan jiwanya untuk bersabar, “Maka Allah Azza wa Jalla akan menjadikannya sabar,” yaitu Allah akan menolongnya agar ia bisa bersabar. Sabar itu merupakan pemberian yang paling agung, karena ia berkaitan dengan semua urusan seorang hamba dan sebagai penyempurnanya. Seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam segala keadaan selama hidupnya. Seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam segala hal, di antaranya Dalam menjalankan ketaatan kepada Allah sampai dia bisa mengerjakan dan menunaikannya Sabar dalam menjauhkan maksiat kepada Allah sampai dia bisa meninggalkannya karena Allah Azza wa Jalla. Sabar atas takdir-takdir Allah yang menyakitkan sampai dia tidak marah karenanya. Bahkan seorang hamba membutuhkan sabar atas nikmat-nikmat Allah dan hal-hal yang dicintai oleh jiwa, sehingga dia tidak membiarkan jiwanya tenggelam dalam kesenangan dan kegembiraan yang tercela, tetapi dia terus menyibukkannya dengan bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla. Kesimpulannya, seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam setiap keadaannya. Dengan kesabaran, seorang hamba akan mendapat kemenangan. Allah Azza wa Jalla menyebutkan tentang penghuni surga dalam firman-Nya وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ ﴿٢٣﴾ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ “…Sedangkan para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;sambil mengucapkan, Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.’ maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” [Ar-Ra’du/13 23-24] Begitu juga firman-Nya أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi dalam surga atas kesabaran mereka… [Al-Furqan/2575] Mereka mendapatkan surga berserta kenikmatannya dan mendapatkan tempat-tempat yang tinggi karena kesabaran. Seorang hamba harus meminta kepada Allah Azza wa Jalla agar diselamatkan dari cobaan yang tidak diketahui akibatnya, namun jika cobaan itu datang kepadanya, maka kewajibannya adalah bersabar. Sabar itu awalnya sangat sulit, tetapi akhirnya mudah dan terpuji. Sebagaimana dikatakan وَالصَّبْرُ مِثْلُ اسْمِهِ مُرٌّ مَذَاقَتُهُ لَكِنْ عَوَاقِبُهُ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ Sabar itu pahit rasanya seperti namanya Tetapi akhirnya lebih manis daripada madu وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً [الأحزاب56] اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ إِمَامَنَا لِهُدَاكَ، وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ، وَوَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أُمُوْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ، وَتَحْكِيْمِ شَرْعِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْاهُ عَلَى آلَائِهِ وَنِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. [Diadaptasi dari tulisan Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas di majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XVIII/1436H/2014M].